30 June 2010

Membudayakan Penulisan Novel Sejarah (versi Indonesia)

Oleh: Drs. Suharno. M, Ed.

Bung Karno pernah berkata : “Hanya bangsa yang besar, yang tidak meninggalkan sejarahnya.” Kutipan tersebut sejalan dengan apa yang sering dianjurkan oleh para sejarawan, bahwa kita sebaiknya belajar dari sejarah atau masa lampau agar kita tidak membuat kesalahan dua kali. Melihat anjuran tersebut betapa sejarah mempunyai peranan yang cukup penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Tetapi kenyataannya tidak banyak orang tertarik mempelajari sejarah : terbukti para lulusan SMA yang masuk Fakultas Sastra Jurusan Sejarah tidak begitu melimpah bila dibandingkan lulusan SMA yang masuk fakultas-fakultas lain, misalnya Fakultas Ekonomi, Hukum, Psikologi dan sebagainya. Hal ini sangat bertentangan dengan anjuran para sejarawan kita. Pada satu pihak, kita menyadari pentingnya belajar sejarah, di lain pihak sangat sedikit yang tertarik atau berminat belajar sejarah.

Ada dua hal yang menyebabkan sejarah kurang menarik dipelajari. Pertama, sebagai mata ajaran yang diberikan sejak Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas sejarah diajarkan secara monoton; guru menerangkan peristiwa-peristiwa atau tokoh-tokoh masa lampau secara kronologis berdasarkan buku paket dan siswa harus menghapal urutan peristiwa atau tahun-tahun kejadian beserta tokoh-tokohnya dan lain-lain. Dengan demikian sebagai mata ajaran yang cukup penting terasa kering dan kurang menarik minat siswa untuk mempelajari secara lebih mendalam. Kedua, kurang adanya buku-buku acuan tambahan yang berupa buku novel sejarah. Buku novel sejarah itu berffungsi sebagai perangsang minat, artinya siswa bisa mulai belajar sejarah melalui novel sejarah terlebih dahulu untuk membangkitkan minat,; atau bila siswa merasa jenuh membaca butu teks yang bahasanya kering, kurang emotif, dia bisa membaca novel sejarah sebagai selingan. Dengan demikian dua macam buku acuan itu bisa digunakan secara terpadu atau bergantian, dan guru bisa memilihkan novel-novel yang mempunyai latar belakang sejarah.

Kenyataannya memang, membaca novel sejarah jauh lebih mengasyikan daripada membaca butu teks sejarah. Hal itu tidak mengherankan karena novel sejarah adalah karya fiksi dan buku teks sejarah non fiksi. Keduanya mempunyai perbedaan mendasar dalam cara penyajian maupun bahasanya. Sebagai karya fiksi novel sejarah disajikan dalam bentuk narasi dan menggunakan bahasa yang khas (konotatif) sehingga dalam suatu deskripsi mengenai suatu tempat peristiwa (setting), tokoh (character), maupun peristiwa (incident) nampak begitu hidup seolah-olah pembaca bisa melihat, mendengar, merasakan dan mengalami peristiwa itu sendiri. Bahasa dalam karya fiksi (novel) bisa menyentuh perasaan dan menghanyutkan pembaca. Di samping itu, dalam karya fiksi terdapat plot dan suspense yang merupakan daya tarik tersendiri bagi pembaca.

Sebaliknya, buku teks sejarah disajikan dalam bentuk eksposisi dan menggunakan bahasa ilmiah (denotatif) sehingga dalam deskripsi suatu peristiwa, tokoh, dan tempat kejadian terasa kering, kurang menyentuh emosi pembaca. Kadang-kadang kalimatnya begitu panjang dan ‘complicated’ sehingga pembaca (siswa) mengalami kesukaran dalam mencerna isi buku teks tersebut, dan pembaca (siswa) merasa dipaksa dalam membaca buku itu karena merupakan buku wajib.

Masalah Menulis Novel Sejarah

Menulis novel bisa dikatakan gampang-gampang susah. Bagi orang-orang tertentu (novelis) sepereti N.H. Dini, Ike Soepomo, Y.B. mangunwijaya dan lain-lain menulis novel merupakan pekerjaan yang cukup mengasyikkan, tetapi bagi orang awam (non-novelis) pekerjaan itu bukan main sulitnya. Dalam menulis novel sejarah kemampuan ganda sangat diperlukan. Pertama, penulis harus menguasai latar belakang sejarah yang cukup memadai untuk menghindari kesalahan pengambilan detail-detail masalh dan anakronisme. Kedua, penulis harus menguasai teknik mengarang fiksi (cerita rekaan). Dua syarat itu memang terasa berat bagi novelis pada umumnya maupun sejarawan yang berniat menulis novel sejarah.

Menurut kritikus George Lukacs, novel sejarah harus mampu menghidupkan masa lampau, masa silam harus dekat pada kita dan dan mampu kita alami dalam kenyataan yang sebenarnya. Novel sejarah harus mampu membuat pembacanya mengalami kejadian-kejadian, merasakan suasana sesuai zaman, berhadapan dengan tokoh-tokoh yang dihidupkan, mengenali perasaan-perrasan mereka, semangat mereka, pikiran-pikiran mereka dan motif-motif perbuatan mereka. Novel sejarah tidak cukup hanya memberikan pengetahuan tetapi pengalaman konkret subyektif dalam bentuk gambaran-gambaran.

Maka tidak mengherankan kalau karya-karya novel sejarah sangat miskin dalam khasanah kesusastraan Indonesia. Menurut penelitian Jakob Sumardjo, dari lebih 240 novel Indonesia hanya 14 novel saja yang bersifat sejarah. Dalam penelitian atas sejumlah 180 novel indonesia, terlihat bahwa tema yang digemari para novelis Indonesia adalah tema kejiwaan (52 persen) dan tema sosial (11 persen). Rupanya perhatian para sastrawan Indonesia lebih tertuju pada masalah-masalah zamannya sendiri yang memandang kompleks, terutama mengenai keadilan, kemiskinan, kesewenangan dan kebebasan.

Dari jumlah novel sejarah yang sedikit itu sebagian besar ditulis pada masa pra kemerdekaan atau masa penjajahan dan sebagian kecil pada masa post-kemerdekaan. Beberapa dari novel sejarah pada masa pra-kemerdekaan yang terkenal adalah Hulubalang Raja (1934), karangan Nur Sutan iskandar, I Swasta Setahun di Bedahulu (1938), karangan A.A. Panji Tisno, dan novel Abdul Muis yang mengalami beberapa kalicetak ulang adalah Surapati dan Robert Anak Surapati (1943 dan 1953). Adapun yang ditulis setelah kemerdekaan adalah dua novel karya Y.B. Mangunwijaya (Rara Mendut, Ikan Hooi) dan novel empat serangkai Pramudya Ananta Toer (Bumi manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca) (Kompas, 15-10 1985)

Perlu dicatat disini bahwa ada sejumlah novel/roman sejarah yang belum dimasukkan dalam daftar penelitian Jakob Sumarjo atau belum diperhitungkan oleh dia. Mungkin dia beranggapan bahwa novel semacam itu tidak mempunyai bobot sastra. Novel-novel tersebut antara lain Nagasastra Sabuk Inten, Api di bukit Menoreh (karangan S.H. mintarja), Bende Mataram (karangan Herman Pratikto), dan Dewi Sri tanjung (karangan Widi Widayat) dan sebagainya. Karya-karya diatas oleh para kritisi sastra tidak dimasukkan dalam kategori novel/roman sastra, dengan demikianmereka bisa digolongkan novel/roman populer. Yang saya perhitungkan adalah kemampuan atau potensi para pengarang tersebut. Mereka telah banyak menulis novel/roman sejarah. Oleh karena itu, tidak ada jeleknya karya-karya mereka digunakan sebagai buku pustaka tambahan, lepas dari kategori populer atau sastra.

Pengembangan Budaya Menulis Novel Sejarah

Mengingat miskinnya novel sejarah dalam khasanah kesusastraan indonesia dan sumbangsihnya yang bisa diberikan kepada kaum generasi muda (siswa, mahasiswa khususnya, pemerintah cq. Depdikbup dan tokoh masyarakat perlu memikirkan dan mengusahakan bagaimana mendorong para sastrawan (khususnya novelis) agar bisa lebih sering menulis novel sejarah yang berbobot, artinya novel yang bisa memberi gambaran /tafsiran yang jelas mengenai peristiwa, tokoh masa silam sehingga novel itu bermanfaat bagi pembaca, tidak hanya segi hiburan (entertainment) saja yang dipentingkan.

Dalam upaya mengembangkan budaya menulis novel sejarah ini kita bisa menempuh dua cara. Pertama, melalui sayembara menulis novel sejarah untuk umum. Sayembara ini bisa dibagi dua, novel sejarah untuk bacaan siswa SD dan SMP dan novel sejarah untuk bacaan siswa SMA dan mahasiswa. Dalam hal ini, Depdikbud bekerjasama dengan pihak swasta (misalnya penerbit Gramedia, Erlangga, majalah Kartini dan sebagainya) dan pelaksanaannya diserahkan kepada penerbit/lembaga yang telah ditunjuk oleh Depdikbud. Bentuk kerjasama itu bisa dilaksanakan sebagai berikut : penerbit/lembaga yang menangani sayembara ini wajib memberi hadiah yang memadai (mis. uang tabanas) kepada para pemenang 1,2 dan 3. Buku-buku pemenang tersebut kemudian dicetak/diterbitkan dengan jumlah tertentu berdasarkan pesanan Depdikbud dan akhirnya disebarluaskan ke sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Dengan demikian pihak penerbit ada kepastian untuk pemasaran, disamping untuk umum, setelah buku diterbitkan; disamping itu, pengarang masih mempunyai hak royalti untuk penerbitannya.

Kedua, melalui proyek penulisan novel sejarah. Dalam hal ini Depdikbud melalui penerbit swasta menunjuk sejumlah novelis yang sudah punya nama untuk diberi tugas menulis novel sejarah yang nantinya setelah diterbitkan disebarluaskan ke sekolah-sekolah lewat Depdikbud dan toko-toko buku di seluruh Indonesia. Proyek ini bisa dibagi berdasarkan geografi masing-masing novelis, misalnya novelis yang berdomisili di Jawa diserahi menulis novel dengan latar belakang kerajaan Sriwijaya dan seterusnya. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan bagi novelis untuk memilih latar sejarah sesuai dengan seleranya atau pilihannya.

Supaya ada koordinasi yang baik dan pemerataan latar belakang sejarah, pimpinan proyek (penerbit) perlu mengundang para novelis yang sudah siap dengan judul dan outline novel untuk tatap muka dengan pimpinan proyek. Dengan tatap muka akan terhindar dominasi latar belakang sejarah, misalnya masa penulisan (6-18 bulan), dan pahlawan-pahlawan yang akan dijadikan protagonis dalam novel itu (misalnya P. Diponegoro, R. Patah dan sebagainya) dan periodesasi (pra-penjajahan, penjajahan, kemerdekaan)

Dengan ditempuhnya dua cara tersebut, diharapkan para novelis yang sudah mapa lebih bergairah untuk menulis lebih banyak novel sejarah. Disamping itu, novelis muda akan bermunculan untuk memenangkan sayembara berhadiah dan tentu saja ‘income’ yang lebih berjelanjutan. Dan akhirnya para novelis bisa hidup (survive) melulu dari menulis.

Sumber asal: http://staff.undip.ac.id/sastra/suharno/
__________________________________________

Zahiruddin Zabidi
http://kalamkhalifah.blogspot.com/

28 June 2010

Terima Kasih Puan Guru

Tip Survival Penulis dan Penterjemah: Bakat Bahasa versus Modal Bahasa





Penulis dan penterjemah adalah "pekerja bahasa" (language worker). Sesiapa sahaja yang bekerja menggunakan bahasa sebagai modal utama, mereka termasuk dalam kategori pekerja bahasa.

Dua modal utama bagi mencapai kejayaan sebagai pekerja bahasa adalah:

1. Bakat bahasa (linguistic talent)

Sebagaimana dengan bakat-bakat lain, bakat bahasa adalah anugerah Tuhan. Termasuk dalam bakat bahasa adalah kepandaian:

(a) Memilih perkataan dan makna perkataan.

(b) Menyusun ayat.

(c) Mencipta frasa.

(d) Mencipta peribahasa, dan lain-lain kemahiran berbahasa.

Seseorang yang bakat bahasanya rendah, meskipun mereka belajar teknik-teknik penulisan, hasil karangan mereka tidak cukup tinggi. Ia ibarat penyanyi yang bakat nyanyiannya rendah, meskipun mereka belajar teknik-teknik seni suara, mutu nyanyian mereka tidak tinggi.

Apabila seseorang itu mempunyai bakat bahasa yang baik, kemudian dia belajar pula teknik-teknik penulisan yang betul, mereka menjadi sangat produktif manakala mutu karangan yang mereka hasilkan akan sangat tinggi.
Begitulah yang berlaku kepada pengarang seperti Abdul Latip Talib. Beliau mempunyai bakat bahasa yang baik, kemudian belajar teknik-teknik penulisan novel sejarah yang betul. Dengan kombinasi bakat dan teknik itu maka beliau dapat menghasilkan banyak karya dalam masa yang singkat dengan kualiti yang tinggi.

2. Modal bahasa (language capital)

Bakat adalah ibarat pemandu kereta Formula 1. Modal bahasa adalah ibarat kereta Formula 1 itu sendiri. Hanya apabila pemandu Formula 1 memandu kereta Formula 1, barulah kombinasi itu melayakkan mereka masuk balapan Formula 1.

Modal bahasa adalah data bahasa yang terakam dalam memori. Unsur-unsur modal bahasa adalah:

(a) Berapa ribu perkataan

(b) Berapa ribu frasa

(c) Berapa ribu peribahasa

(d) Berapa ribu pola-pola struktur ayat, yang tersimpan dalam memori.

Justeru modal bahasa adalah bank data bahasa dalam otak penulis. Semakin besar jumlah data bahasa yang terakam dalam memorinya, semakin besar modal bahasanya.

Seseorang itu mungkin mempunyai bakat bahasa yang baik, tetapi jika saiz bank data bahasa yang terakam dalam memorinya kecil, dia tidak dapat menghasilkan karangan yang bermutu.

Saiz memori bahasa ditentukan oleh jumlah buku-buku dan genre buku yang pernah dibaca. Orang yang membaca buku-buku kejuruteraan akan mempunyai data bank bahasa yang dipenuhi oleh bahasa kejuruteraan. Mereka dapat menulis dan menterjemah buku-buku kejuruteraan.

Bagi penulis dan penterjemah sastera, kita perlu memiliki saiz bank data bahasa sastera yang besar. Itu bermakna kita perlu banyak membaca buku-buku sastera. Dengan menggunakan data itu barulah kita dapat menghasilkan ayat-ayat yang bermutu sastera.

Inilah yang dilakukan oleh 2 orang pengarang PTS, Firdaus Ariff (Armada Azur) dan Zahiruddin Zabidi (Rabiatul Adawiyah). Mereka berdua telah membeli dan membaca semua novel-novel sejarah Islam karya Abdul Latip Talib sebelum memulakan proses menulis karya mereka sendiri.

Apabila kita membaca novel-novel picisan, memori kita hanya menyimpan perbendaharaan kata, frasa, dan struktur ayat-ayat picisan. Memori bahasa picisan hanya dapat menghasilkan ayat-ayat piicisan. Ia tidak dapat menghasilkan ayat-ayat sastera.

Bak kata pepatah Tamil: Apa yang ada di dalam senduk, itulah yang ada di dalam periuk.

-------------------------------------------
Nota Kuliah:

Puan Ainon Mohd
Presiden,
Universiti Terbuka PTS
ainon@pts.com.my
Hakcipta Terpelihara Universiti Terbuka PTS 2006
_____________________________________________

Sumber asal: Universiti PTS.

27 June 2010

Kenapa Saya Menulis Novel Sejarah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Semoga Allah sentiasa merahamati tuan puan sekalian, diharap juga dalam keadaan yang berbahagia sentiasa, amin.

Alhamdulillah, selepas hampir sebulan menunggu kini naskah novel ini sudah dipamerkan hampir di kedai-kedai buku utama dan indie seluruh negara termasuk MPH dan Popular, alhamdulillah.

Pernah beberapa kali sebelum ini saya berbicara berkenaan bagaimana akhirnya saya menjadi penulis. Awal tahun ini saya tulis sebuah esei yang agak panjang berkenaannya. Mohon rujuk di sini 'Ceritera Seputar Terhasilnya Novel Sejarah Srikandi yang pertama'.

Kali ini saya akan bercakap secara jujur mengapa genre sejarah menjadi lapangan perjuangan penulisan saya.

Antara sebabnya adalah:

1. Saya suka sejarah, saya punyai pandangan tersendiri terhadap sejarah.

2. Sejarah adalah fakta yang masih boleh dipertikaikan.

3. Seseorang akan lebih berkredibiliti apabila mahir dalam sejarah.

4. Buku-buku berkaitan sejarah adalah evergreen.

5. Nilai sebuah karya sejarah adalah lebih tinggi.

6. Pasaran novel sejarah yang masih luas.

7. Novel sejarah terbuka luas kepada kritikan dan penilaian pembaca.

8. Rujukan dan laporan sejarah banyak dan mudah didapati, namun perlu berhati-hati dalam memilihnya.

9. Sudah terbukti bahan-bahan sejarah, jika disampaikan dalam bentuk yang lebbih kreatif akan mendapat tempat dalam kalangan pembaca di Malaysia.

10. Termotivasi dengan pencapaian http://abdullatip.blogspot.com/, novelis sejarah nombor satu Malaysia.

Ini adalah ringkasannya, pendetilannya insya-Allah akan menyusul. Kepada tuan puan yang berminat mahu menulis novel sejarah, boleh sahaja berbincang dan bertukar fikiran dengan saya, insya-Allah saya amat mengalu-alukannya.

Terima kasih kerana sudi membaca.

Salam kalam dari saya,

Zahiruddin Zabidi
http://kalamkhalifah.blogspot.com/

(Nota: Bagi sesiapa yang mahu mendapatkan novel RA terus daripada saya, boleh sahaja melalui emel zahiruddin_zabidi@yahoo.com.my, terima kasih.)

23 June 2010

Inilah Perjuangan

Antara nikmat dalam hidup ini ialah mempunyai sahabat perjuangan yang mempunyai fikrah dan matlamat yang sama walaupun dengan cara yang berbeza.

Alhamdulillah, jodoh saya dengan sahabat-sahabat ini memberikan kesinambungan dalam perjuangan penulisan. Malah kami juga sudah mula merangka pelan gerak kerja lima tahun dari sekarang. Semua ini adalah kerana aspirasi dan inspirasi dari puan guru kami, Puan Ainon Mohd.

Tuan Zamri Mohamad selalu ketua tim ibarat abang besar kepada kami semua yang masih pucuk ini, beliau yang sudah menulis hampir 18 buah buku sama ada secara solo mahupun berduet di PTS tidak pernah 'makan gaji' semenjak graduasi daripada UIAM. Satu tindakan yang patut dikagumi.

Beliau secara sepenuh masa menumpukan perhatian dalam industri penulisan. Sebagai penulis, pelatih penulisan dan kini mula berjinak-jinak dalam penulisan kreatif kanak-kanak pula. Saya mengakui banyak belajar daripada beliau.

Selain daripada beliau, terdapat lagi beberapa orang yang terlibat dalam kumpulan ini, ianya kumpulan yang unik. Masing-masing daripada latar keluarga dan pendidikan yang berbeza, namun impian dan matlamat kami sama. Berjuang memandaikan dan memantapkan akidah bangsa melalui penulisan.

Didoakan kepada Allah agar gerak kerja ini berkesinambungan dan diredai Allah. Sasaran kami pada tahun ini adalah membukukan nota-nota Teori Teknik Surah Yusuf yang menjadi panduan kepada para penulis PTS semenjak ia ditubuhkan.

Dalam tempoh hampir sepuluh tahun ini sudah ada penulis yang menerima royalti melebihi RM100 ribu, ini sudah terbukti. Jumlah keseluruhan royalti yang perlu dibayar kepada penulis bagi jualan tahun 2009 adalah RM1,898,569.45 sen. Kebanyakan penulis yang menerima royalti yang tinggi pula adalah penulis genre fiksyen samaada sejarah, cinta Islami, kanak-kanak, remaja dan lain-lain.

Pasti ada sebabnya. Insya-Allah kami akan kongsikan kepada kalian nanti. Semuanya akan termuat dalam buku yang sedang kami kerjakan ini. Insya-Allah, doakan kami dan impian kami menjadi kenyataan. Ini juga sebagai tanda penghargaan kami kepada puan guru kami.
_____________________________________________

Nota-nota Teori dan Teknik Surah Yusuf akan Dibukukan


Foto di atas menunjukkan sekumpulan anak muda yang mengikuti siri bengkel teknik menulis genre kreatif dengan menggunakan teknik penulisan yang digali dari surah Yusuf sedang menggunakan teknik KJ-Method bagi menyusun nota-nota yang saya tulis dalam blog .(JavaScript must be enabled to view this email address) bagi diterbitkan sebagai buku.

KJ-Method adalah teknik berfikir yang menggunakan logik non-linear bagi tujuan menghasilkan dokumen yang panjang dan kompleks, seperti sebuah novel. Teknologi lembut yang digunakan dalam KJ-Method adalah apa yang disebut "card-and-stroyline".

Idea membukukan nota-nota surah Yusuf itu adalah idea anak-anak muda itu. Objektif utama mereka adalah bagi membolehkan teori tersebut dibaca oleh lebih banyak khalayak dan dijadikan modul latihan penulisan.

Menurut Tn. Firdaus Ariff, apabila buku itu sudah terbit nanti, mereka akan memasarkan modul trainingnya dalam negara dan sehingga dapat diterima di Indonesia.

Dari kiri: Tetuan Zamri, Zahiruddin, Asyraf, Izwan, Azree. Tiada dalam foto: Firdaus dan Irfan.

Lokasi: Apartmen Putra Villa, Gombak.

Sumber: Universiti PTS
___________________________________________

Zahiruddin Zabidi
http://kalamkhalifah.blogspot.com/

22 June 2010

Ulasan Novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah; Perindu Cinta Abadi oleh Cikgu Ani-Za

Cikgu Aniza, salah seorang rakan FB dan bakal penulis PTS sudah memiliki Novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah; Perindu Cinta Abadi lewat dua minggu sudah. Beliau memesannya terus daripada saya sejurus beberapa kali berinteraksi bersama.

Beliau juga merupakan salah seorang peserta Bengkel Penulisan Kreatif Islami anjuran PTS Islamika Sdn. Bhd. pada 20 Jun 2010 lepas. Alhamdulillah, saya dapati keinginan beliau berkarya begitu terserlah dan setakat ini beliau sudah menyiapkan draf manuskrip sehingga bab ke-8, sesudah bengkel tempoh hari beliau menyatakan akan membuat semakan semula terhadap manuskripnya agar selari dengan metode ataupun mazhab rasmi penulisan PTS iaitu Teori Teknik Surah Yusuf.

Saya kagum kepada beliau kerana sanggup bersusah bermusafir dari Perak semata-mata kerana ingin menuntut ilmu bagiu menjadi seorang penulis. Ini adalah satu pengorbanan yang besar dan sudah terbukti beberapa orang yang gigih sebegini akhirnya akan berjaya, dalam erti kata lain mereka akan bergelar penulis rasmi apabila naskah buku yang diterbitkan tercetak nama mereka sebagai penulis.

Saya juga merakam ucapan ribuan terima kasih kepada Cikgu Aniza atas komitmennya bagi merealisasikan hasrat menjadi seorang penulis. Selain itu juga beliau sudi memiliki Novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah yang dipesan dan dihantar saya melalui Pos Ekspress itu.

Ulasan beliau sesudah membaca novel RA boleh dibaca di bawah....
_______________________________________________

RABIATUL ADDAWIYAH

Kali ini saya ingin berbicara pula tentang buku novel sejarah Sri kandi Islam, Rabiatul Addawiyah tulisan Tuan Zahiruddin (PTS).

Hiasan kulit novel ini begitu simbolik. Wajah seorang wanita yang berselindung di balik tudung sambil membaca kitab (mungkin). Benar seperti kata seorang penulis, yang terselindung itu lebih menarik perhatian. Lagipun indahnya insan yang bergelar perempuan itu adalah pada sifat penuh misteri dan sifat malunya.

Sebagai wanita Islam, saya kira harus menjadi kemestian untuk membaca buku ini. Wanita Islam perlu mengenali watak dan keperibadian Rabiatul Addawayiah, seorang wanita yang benar-benar mencintai Allah Tuhan Yang Esa. Sememangnya sukar dan rasanya amat mustahil mencapai kedudukan dan makam yang tinggi seperti Rabiatul, namun sekurang-kurangnya kita boleh menjadikan tingkah laku dan tutur bicaranya sebagai teladan menjadi Muslimah sebagaimana yang diinginkan dalam Islam.

Membaca kisah Rabiatul (yang bermakna empat) menyedarkan kita betapa Islam meletakkan wanita dalam kedudukan yang tinggi dan mulia. Namun begitu, Rabiatul seperti manusia biasa yang lain juga diuji dengan pelbagai dugaan. Namun yang membezakan Rabiatul dengan wanita Islam yang lain ialah reaksi beliau ketika ditimpa kesusahan dan musibah (seperti diculik dan dijadikan hamba kepada tuan yang zalim). Usahkan merungut, menyalahkan Allah dan takdir-Nya juga tidak. Beliau malah bergembira dan redha atas segala ujian yang diberikan.

Kekayaaan harta bukanlah misi utama Rabiatul. Walau ditabur dan dijanjikan harta kekayaan dunia namun beliau menolaknya. Lihat sahaja pakaian dan harta yang beliau ada.

Membaca Rabiatul Addawiyah mengingatkan saya supaya tidak mudah melatah jika diuji oleh Allah. Sedangkan wanita yang tidak pernah sunyi daripada mengerjakan ibadat kerana Allah pun diuji juga oleh Allah akan tahap keimanannya, apatah lagi diri kita yang dilahirkan sebagai manusia yang tidak punyai apa-apa.

Sememangnya buku tulisan Tuan Zahiruddin ini harus dimiliki dan dibaca. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah difahami dan mudah meresap ke dalam hati. Insyaallah, berbaloi untuk wang kita!(Jika itu yang anda risaukan) Namun bagi saya, kalau untuk ilmu yang bermanfaat, berapapun nilainya pasti berbaloi.

Sumber asal di sini: Blog Cikgu K. A.
__________________________________________

Zahiruddin Zabidi
http://kalamkhalifah.blogspot.com/

21 June 2010

Ulasan Ringkas Novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah; Perindu Cinta Abadi oleh Abdul Latip Talib, novelis sejarah no. 1 Malaysia

Pak Latip sedang menyampaikan perkongsian dalam Bengkel Penulisan Sejarah anjuran PTS Litera pada 23 Mei 2010 bertempat di Sekolah Rendah Islam Al-Ikhlas, Taman Permata, Hulu Klang.

Antara sebab yang mendorong saya mampu menyiapkan novel RA adalah motivasi dan tunjuk ajar secara langsung mahupun tidak daripada novelis sejarah no.1 Malaysia, Tuan Abdul Latip Talib atau lebih mesra dikenali sebagai Pak Latip sahaja.

Bagi memahami konsep dan teknik penulisan sejarah Islam, saya terlebih dahulu membeli 12 buah buku tulisan beliau dan menghadamkannya. Secara tidak langsung, roh penulisan yang mendasarkan sejarah sebagai tema dan Teori Teknik Surah Yusuf sebagai landasan memudahkan saya bagi mengimplimentasikannya dalam penulisan saya. Oleh itu, saya juga menganggap beliau sebagai salah seorang guru saya yang perlu dihormati.

Di sini saya sertakan sedikit sedutan ringkas biodata beliau:
Abdul Latip bin Talib dilahirkan di Kampung Ulu Seperi Rembau Negeri Sembilan pada 2hb Jun 1954, pernah bekerja sebagai pegawai ladang FELCRA selama 20 tahun dan kini merupakan penulis sepenuh masa. Beliau menulis dalam pelbagai genre seperti sajak, cerpen, rencana, drama tv dan novel. Sehingga kini telah menghasilkan 20 buah novel kanak-kanak, remaja dan dewasa. Kini menumpukan penulisan novel sejarah dengan PTS. Antara karya yang telah diterbitkan Salahudin Penakluk Jerusalem 2007, Khalid Memburu Syahid 2007, Ikramah Penentang Jadi Pembela 2007, Tariq Menang atau Syahid 2007, Si Bongkok Tanjung Puteri 2007, Setelah Roboh Kota Melaka 2007, Abu Bakar Sahabat Sejati 2008, Sultan Muhamad al fateh 2008, Leftenan Adnan Wira bangsa 2008, Hikayat Amir Hamzah jilid 1, 2 dan 3 2008.Ketekalan beliau menghasilkan karya telah melayakkan beberapa buah karya beliau merangkul pelbagai anugerah. Antaranya Sayembara Cerpen Berunsur Islam, Sayembara Cerpen Perpaduan, Hadiah Sastera Utusan dan Sayembara Cerpen dan Puisi Negeri Sembilan. Novel Beraraklah Awan Pilu memenangi Hadiah Sastera Utusan 2005. Randau Ruai memenangi Sayembara Menulis Novel Sarawak 2005 dan terbaru novel sejarah Perang Jementah dan datuk Moyang Saleh memenangi hadiah sayembara menulis novel sejarah Johor 2007.Abdul Latip yang kini menetap di Jelebu Negeri Sembilan pernah menerima Anugerah Sastera Negeri Sembilan 2005 dalam genre cerpen dan esei. Dan sekali lagi pada tahun 2007 dalam genre novel remaja.Beliau dikurniakan Pingat Khidmat Cemerlang Masyarakat (PMC) oleh kerajaan Negeri Sembilan pada tahun 2007.
Pak Latip antara orang yang terawal menyatakan hasrat bagi memiliki naskah novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah lama sebelum ianya menjadi naskah novel lagi. Alhamdulillah, sewaktu bertemu dalam Bengkel Penulisan Sejarah anjuran PTS Litera pada 23 Mei lalu, beliau sudah mendapatkannya daripada saya sendiri dan kini selesai menggulitinya.

Beliau kemudian mengulas mengenai Novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah; Perindu Cinta Abadi, katanya,
"Rabiatul Adawiyah seorang wanita yang paling warak dan zuhud mendapat taraf wali Allah. Kehidupannya dipenuhi dengan zikir kepada Allah dan berselawat kepada Rasulullah sehingga tubuhnya kurus kering kerana waktu malamnya dia bertahajud dan bermunajat. Pada waktu siangnya pula dia berpuasa dan menghadiri majlis ilmu. Makanannya cukup dengan sepotong roti kering sekadar pengalas periut. Kadangkala berbuka puasa hanya dengan sebiji kurma. Sebelum mendapat taraf wali Allah Rabiatul Adawiyah diuji dengan kematian ayah dan ibunya semasa beliau masih muda. Beliau pernah diculik dan dijadikan hamba...kisah Srikandi Islam ini dipersembahkan dengan gaya yang menarik dan mudah dihayati oleh pengarangnya Zahiruddin Zabidi. Membaca novel ini boleh memberi keinsafan...."
Sumber: http://www.facebook.com/home.php?sk=lf#!/photo.php?pid=30791754&id=1342311210

Sekali-sekala... ke Alamanda, Putrajaya.

Sedang memeriksa judul buku Rabiatul Adawiyah sudah masuk ke MPH, dalam sistem online sudah ada namun naskahnya belum kelihatan.

Wardah Humairah sedang memerhatikan walidnya khusyuk memeriksa sesuatu dalam senarai carian buku MPH.

Anak walid baik-baik ya... jangan menangis.


Dahulu kalau bersiar-siar, hanya kami berdua. Kini sudah bertiga, beg dan barangan yang perlu dibawa juga sudah bertambah. Namun naskah buku masih tidak ditinggalkan, antara barangan wajib ke mana sahaja. Di tangan Ummu Wardah adalah naskah novel terbaru karya Habiburrahman El-Shirazy, Bumi Cinta.

19 June 2010

Sesudah Setahun

Abu Wardah, Ummu Wardah dan Wardah Humairah.

Gambar ini diambil pada hari Jumaat, 11 Jun 2010. Kami di Masjid Usamah bin Zaid kerana menghadiri majlis akad nikah sepupu saya, Wan Adawiyah binti Haji Abdul Hamid.

Alhamdulillah, ketika ini kami baru sahaja melewati ulang tahun pertama perkahwinan kami iaitu pada 5 Jun yang lalu. Lebih manis, sesudah setahun kami mendirikan rumah tangga kini kami dianugerahkan seorang puteri yang dinamakan Wardah Humairah binti Ahmad Zahiruddin.

Doakan kami dirahmati Allah sentiasa dan dikurniakan saadah dan sakinah daripada Allah. Kami juga mendoakan tuan puan sekalian agar mendapat rahmat daripada Allah, amin ya Rabbal alamin.
________________________________________

Zahiruddin Zabidi
http://kalamkhalifah.blogspot.com/

16 June 2010

Ulasan Kedua Novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah; Perindu Cinta Abadi oleh Cikpuan Norakmal Jasni

Alhamdulillah, sekalung tahniah kepada Cikpuan Norakmal Jasni atas kesudiannya mengulas karya sulung saya. Beliau mendapatkan buku tersebut melalui saya sendiri. Saya dengan berbesar hati membantu beliau mendapatkan buku tersebut dengan sedikit diskaun kemudian menghantarnya menggunakan Pos Ekspress.

Saya agak terharu apabila beliau menyatakan akan menyokong dan membeli karya saya yang seterusnya. Saya juga mengkhabarkan kepadanya yang saya sedang menulis novel sejarah srikandi Islam dengan mengangkat watak Aminah, ibunda Rasulullah SAW.

Seterusnya saya akan meneruskan penulisan dalam genre yang sama dengan memilih tokoh as-syahidah yang pertama dalam Islam pada zaman awal Islam (golongan mustadafin), Sumayyah binti Khayyath, isteri kepada Yasir bin Amar.

Di bawah ini saya panjangkan catatan ulasan beliau. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih, semoga Allah mecatatkan semua aktiviti kita sebagai pahala di akhirat kelak insya-Allah.
_________________________________________________________


Novel Sejarah Srikandi Islam : Rabiatul Adawiyah

Alhamdulillah. Saya sudah khatam membaca Novel Sejarah Srikandi Islam : Rabiatul Adawiyah. Buku ini saya beli terus dari penulisnya, Tuan Zahiruddin Zabidi. Sekarang, para sahabat yang saya sayangi, capailah naskah Rabiatul Adawiyah ini dan baca.

Saya menulis ulasan ini berdasarkan untaian-untaian kata yang saya nukilkan melalui ruang Facebook saya.

"Kisah Rabiatul Adawiyah, harus dibaca, difikirkan, dijadikan pengajaran buat sahabat-sahabat wanita saya (termasuk saya).... Ia manis dan meruntun air mata pada jiwa perempuan"

Ada sebab peribadi atas untaian kata ini. Kita (termasuk saya), sering bermegah jika mampu bercerita tentang fulan si fulan, dia dan mereka. Mereka yang ada nama itu, kita julang tinggi, kita berbangga dengan pencapaian duniawi mereka. Hebatnya mereka. Hebatnya pemikiran mereka. Hebatnya usaha mereka.

Jika datang anak-anak kita di masa hadapan dan bertanya, "Adakah cerita srikandi Islam yang boleh ibu ceritakan kepada kami?"

Apakah jawapan yang dapat kita berikan? Kita tiada jawapan kerana kita terlalu sibuk mengutip cerita sejarah, pengalaman mereka,mereka dan mereka. Sekarang, sekali lagi, para sahabat yang saya sayangi, capailah naskah Rabiatul Adawiyah ini dan baca.

Kisah Rabiatul Adawiyah adalah kisah yang wajib kita khabarkan kepada sahabat muslimah kita semua. Buat iktibar, diambil pengajaran yang baik, diamalkan dalam kehidupan. Usah persoal mengapa itu terjadi pada kita, mengapa ini terjadi pada kita. Itu tanda kita tidak kenal ALLAH, tidak yakin padaNya, kita tidak kenal diri kita dan apa tujuan kita di dunia.

Capailah naskah Rabiatul Adawiyah ini dan baca. Saya percaya, jiwa wanita yang lembut itu akan bergetar kerana asyik membaca kisah seorang wanita lain yang cuma mempunyai satu cinta. Cinta kepada ALLAH.

Bacalah juga apa usaha yang Rabiatul Adawiyah usahakan untuk memastikan beliau kekal dalam cintanya... Ia manis dibaca oleh gadis-gadis buat pedoman. Manis dibaca ibu-ibu, sebagai peringatan dan dikhabarkan semula kepada anak-anak.

Mengapa Rabiatul Adawiyah?

Kisah Rabiatul Adawiyah memberi peringatan kepada wanita. Saya melihat kepada tujuan kita hidup di dunia ini. Untuk apa? Untuk siapa? Untuk mengerjakan apa?

Rabiatul Adawiyah menyebabkan air mata dalam jiwa saya gugur satu persatu. Betapa Wali ALLAH ini sentiasa bersangka baik kepadaNya, walau apa pun yang mendatang. Bukan sedikit kepayahan (kita memandang sebagai kepayahan, tidak bagi beliau), yang beliau tempuhi.

Beliau juga ditimpakan sakit, permasalahan dalam hidup, pernah menjadi hamba bertahun-tahun. Apakah tidak berat ujian itu? Berat. Tetapi Rabiah masih merasai manisya itu semua kerana YAKIN KEPADA ALLAH. Yakin semua yang berlaku itu, ialah aturan ALLAH dan terbaik untuk dirinya. Walaupun pada pandangan manusia biasa ia adalah kepayahan. Yang terlihat olehnya ialah kemanisan dalam penantian. Kemanisan dalam penantian sebelum tiba waktunya bertemu cinta teragung.

Jiwa Rabiatul Adawiyah, hanya kepada ALLAH. Segala perilaku beliau, untuk mendapatkan keredhaanNya. Justeru itu, tidak pelik mengapa beliau menolak tawaran, bantuan malahan pinangan dari semua. Kerana kehidupannya, hanya untuk ALLAH. Dan jika sesuatu itu terjadi juga adalah dengan kehendak dan izin ALLAH. Dengan pegangan ini, Rabiatul Adawiyah tidak berasa yang lain melainkan MANISNYA cinta kepada ALLAH.

M/s 63

"ALLAH tidak mengubah nasib seseorang itu melainkan mereka sendiri yang memulakan perubahan itu. Kamu lakukan perubahan itu, nescaya ALLAH lorongkan kepadamu jalan menuju cintaNya."
Benar. Bermulanya satu langkah menuju cintaNya, akan membuka terlalu banyak kemanisan yang tidak boleh diungkap dengan kata-kata. Ia cuma boleh dirasai dalam hati. Manis, manis, manis. Oleh itu, bukakan langkah pertama kita, yakinlah ALLAH akan bersama kita.

Ada sedikit petikan menarik dari novel ini buat tatapan semua:

Pernah juga terjadi perbincangan antara Rabiah dan Sufian al-Tsauri berkenaan makna pemurah.

Rabiah bertanya, "Mengikut pandangan kamu, apakah yang dimaksudkan dengan pemurah?"

Lama berfikir, baru Sufian al-Tsauri menjawab.

"Pemurah itu maksudnya tidak bakhil dalam berkongsi harta yang dikurniakan ALLAH."

"Salah!"

Sufian al-Tsauri terkedu, lalu dia terus bertanya, "Sekiranya begitu, apakah maksud pemurah pada pandangan kamu?"

"Pemurah itu maksudnya apabila kita mengabdikan diri semata-mata kerana mengharapkan cinta daripada ALLAH. Pada masa yang sama, kita tidak sekalipun mengharap sebarang balasan daripadaNya."

"Maksudnya kita hanya perlu beribadah kerana mengharapkan keredhaanNya dan bukan balasanNya?"

"Benar," jawab Rabiah ringkas.

"Sekiranya begitu, apakah pula landasan yang menjadi dasar kecintaan kamu kepada ALLAH?"

"Sesungguhnya saya menyembah dan mengabdikan diri kepada ALLAH bukan kerana mahukan syurgaNya dan juga bukan kerana takutkan nerakaNya."
Akhir kata, jadikan buku ini sebagai koleksi peribadi kita. Biarkan ia menghiasi ruang utama almari buku kita. Berkongsilah kisah yang indah ini dengan sahabat-sahabat kita. Mudah-mudahan mendatangkan manfaat kepada semua.

Terima kasih juga kepada penulis buku ini dan usahanya. Semoga selepas ini lebih banyak lagi novel sejarah srikandi Islam yang terhasil. Semoga dipermudahkan urusan penulis, Tuan Zahiruddin Zabidi.

Sekian.
_________________________________________

Lihat catatan asal di sini http://tintari.blogspot.com/.

Zahiruddin Zabidi
http://kalamkhalifah.blogspot.com/

12 June 2010

Ulasan Novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah; Perindu Cinta Abadi oleh Cikpuan Siti Rahmah Mokhtaruddin

Cikpuan Siti Rahmah Mokhtaruddin merupakan pelajar Ijazah Sarjana Kejuruteraan Kimia di UKM. Beliau juga adalah seorang peminat dan pembaca karya kreatif, boleh dikatakan hampir kesemua karya Novel Sejarah Islam tulisan Abdul Latip Talib (Pak Latip) dan Tuan Bahruddin Bekri beliau miliki.

Alhamdulillah, beliau juga memesan naskah Novel Sejarah Srikandi Islam keluaran sulung PTS yang juga merupakan karya sulung saya melalui laman sosial Facebook. Dalam masa kurang dua hari, beliau sudah berjaya menghabiskan naskah yang berjumlah 268 helaian itu. Amat mengkagumkan.

Selain daripada itu, beliau juga sudah membuat ulasan yang amat positif dan menarik berkenaan novel tersebut. Saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada beliau atas kesudian memiliki dan membaca karya sulung saya yang saya akui masih mempunyai banyak kelemahannya itu.

Saya berjanji kepada diri sendiri dan khalayak pembaca di luar sana bagi bekerja keras memantapkan lagi penulisan saya dalam genre Novel Sejarah Srikandi Islam ini. Untuk makluman tuan puan, manuskrip seterusnya adalah berkenaan Aminah, ibunda Rasulullah. Sehingga hari ini saya sudah menyiapkan separuh daripada bab keseluruhan manuskrip tersebut, ianya dijangka siap dalam bulan ini juga insya-Allah.

Terima kasih sekali lagi khususnya kepada Cikpuan Siti Rahmah Mokhtaruddin dan pembaca-pembaca Novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah yang memesan secara terus daripada saya melalui e-mel, FB dan telefon bimbit.

Semoga naskah ini membuahkan pahala yang ranum dan enak kepada kita di akhirat kelak, sebagai pembaca dan juga penulisnya, amin....
____________________________________________
Diculik dari sini

Rabiatul Adawiyah         
Yang ada di rumah Rabiah hanya satu takar yang diperbuat daripada tanah.
Suatu malam rumah Rabiah dicerobohi oleh pencuri. Puas pencuri itu mencari jika ada barangan yang boleh diambil dan mereka hampa.
Ketika mereka semua sudah bersedia untuk keluar dari rumah Rabiah, mereka dikejutkan oleh satu suara. Suara itu berbunyi, “Wahai tuan sekalian, janganlah pergi dahulu sebelum membawa apa-apa.”
Kemudian Rabiah keluar dan berkata, “Ambillah takar itu, pergilah kalian ke tempat air dan berwuduklah dengannya. Kemudian kembalilah menunaikan solat dua rakaat. Dengan cara begitu, kamu pergi dari rumah saya ini dengan membawa sesuatu.”
- Petikan Novel Sejarah Srikandi Islam, Rabiatul Adawiyah -

Membaca naskhah ini memberikan suatu perasaan yang sangat berbeza. Betapa saya kagum dengan ketinggian akhlak, cinta dan keyakinan Rabiah kepada Allah. Srikandi itu langsung tidak peduli hal ehwal dunia, kerana dia begitu ayik dengan cinta akhirat. Semua pinangan baik dari Sultan Basrah mahupun ulama’ terkenal ditolak kerana sesungguhnya dia telah merasa sangat cukup dengan cinta Ilahi yang lebih agung berbanding cinta makhluk bernama manusia (lelaki).

Rabiah adalah seorang srikandi yang sangat hebat. Keyakinannya sangat tinggi kepada Allah, sehinggakan dia tidak merasa takut untuk mengajak pencuri yang memasuki rumahnya dengan tujuan yang tidak baik kembali ke jalan Allah. Berkat karamah wali Allah ini, pencuri-pencuri itu akhirnya menunaikan solat sehingga Subuh, dan bertaubat dari melakukan kerja-kerja terkutuk itu.

Tidak dinafikan, membaca kisah srikandi mendatangkan perasaan yang berbeza berbanding membaca kisah para sahabat. Sebabnya, tidaklah dapat saya pastikan. Apa-apa pun, kisah ini sangat elok untuk dijadikan bahan bacaan seisi keluarga, seperti juga novel-novel tulisan Abdul Latip Talib. Kisah bermanfaat seperti ini tidak harus dijadikan bahan penghias rak-rak tinggi di kedai buku, kerana selayaknya ia dihayati dan dijadikan sumber pengajaran.

Saya tidak perlu cakap banyak-banyak. Yang pasti, tidak rugi belajar bercinta dengan buku selagi tulisannya dapat membawa kita mengingati-Nya. Selamat membaca!

Nota: Ulasan asal boleh dibaca di sini http://networkedblogs.com/4Jmkv
__________________________________________
Zahiruddin Zabidi
http://kalamkhalifah.blogspot.com/

11 June 2010

Wara-wara Novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah: Perindu Cinta Abadi

Alhamdulillah, sudah hampir sebulan Novel Sejarah Srikandi Islam Rabiatul Adawiyah: Perindu Cinta Abadi masuk ke dalam stor PTS. Walaupun masih belum dipamerkan di kedai-kedai buku besar seperti MPH, Popular dan sebagainya, namun sudah ada beberapa kedai indie yang datang sendiri mengambil stok buku di PTS mempamerkannya di kedai masing-masing terutamanya sekitar kawasan Shah Alam dan Bangi.

Saya sendiri berulang kali ke Popular cawangan Wangsa Walk dan MPH Alpha Angle namun tiada. Minggu sudah saya ke Popular Alamanda Putrajaya, juga tiada. Ada juga sahabat-sahabat dalam Facebook mengirimkan emel dan mesej bertanyakan hal yang sama. Saya menjelaskan kepada mereka bahawa proses pengedaran sememangnya sedikit mengambil masa, walaupun buku sudah sedia dijual.

Lalu bagaimana?

Begini caranya, saya menyanggupi bagi menolong mereka atau anda yang mahu memiliki naskah RA. Apa salahnya saya berkorban sedikit bagi membantu mereka mendapatkan RA. Caranya ialah saya akan tolong belikan dan poskan kepada mereka. Mereka hanya perlu e-mel ke zahiruddin_zabidi@yahoo.com.my atau hantarkan mesej ke kotak mesej Facebook saya di alamat http://www.facebook.com/ahmadzahiruddin, jika mahu lebih mudah boleh sahaja terus menelefon atau sms ke 013-9698869. Sesudah bayaran kos dijelaskan, saya akan hantar menggunakan Pos Ekspress dengan segera.
Bagaimana dengan diskaun? Ya, tidak dinafikan diskaun juga amat penting, walaupun kadang-kadang bukan banyak pun. Saya wujudkan suasana menang-menang di sini. Tuan puan akan mendapat maklumatnya apabila menghubungi saya nanti.

Namun saya ingatkan, saya bukan penjual buku. Saya adalah penulis dan editor di PTS. Saya cuma menolong tuan puan menguruskan pembelian buku RA. Kelebihannya hanya satu, insya-Allah saya turunkan tandatangan dan sedikit kata-kata pada setiap naskah yang saya hantar sendiri sebagai penulis RA.

Apapun, yang paling penting adalah apa yang mahu disampaikan melalui penulisan berkenaan seorang manusia alim lagi abid dan beliau hanya seorang wanita kepada pembaca.

Seorang sahabat, saudara Irfan Jani menulis pada status Facebooknya, beliau berkata, "Jika ada sahabat wanita ingin berbicara tentang cinta, maka aku katakan kepada mereka. 'Carilah Rabiatul Adawiyah, nescaya kamu akan mengerti apa itu cinta.'".
________________________________________

Zahiruddin Zabidi

10 June 2010

Aku dan Palestine















Hangat, terasa menjelwap
Palestin kembali menjadi omelan
Dunia massa
Tanah tumpah darah para anbia
Pamah yang terkandung padanya utusan Allah
Meraung kembali mengungkit bakti
Seluruh jagat insani
Agar sedari
Zionis laknatullahi alaikh
Adalah musuh hakiki
Tidak perlu lagi ruang budi cara
Mereka tetap angkuh pongah
Menongkat arus mendabik dada.

Namun aku kelu
Malas bermadah berlolong seru
Biarkan segelintir yang beraksi maju
Yang ikhlas dan tidak kelihatan sebaju
Mana beda, diri sendiri yang tahu.

Aku
Tunjangkan niat jitu
Cita suci nan perlu
Akan aku ke sana
ke pamah suci itu....
Ranjau beribu akanku cabar
Demi buktikan nurani, kasihku
Padamu al-Quds

Cita-citaku
Bersemadi bersamamu
Hari yang pasti tiba
Hanya Allah jua segala tentu

Tunjukkanlah
Jangan hanya berbicara!

Zahiruddin Zabidi
10 Jun 2010

02 June 2010

KURSUS PENULISAN KREATIF PTS ISLAMIKA


PTS ISLAMIKA akan menganjurkan kursus penulisan kreatif karya Islamik bagi membantu penulis menulis berdasarkan kriteria yang dikehendaki.

Penyertaan dipilih berdasarkan proposal atau sinopsis yang diberikan.

Bagi mereka yang bersungguh-sungguh mahu menulis, hantarkan maklumat berikut:

1. Nama
2. Alamat
3. Alamat Emel
4. No Telefon
5. Proposal atau sinopsis buku yang ingin ditulis

Hantarkan kepada zahiruddin@pts.com.my

Maklumat Kursus:

Kursus Penulisan Kreatif
Tarikh: 20 Jun 2010
Masa: 10 pagi - 5 petang
Tempat: SEKOLAH BIMBINGAN AGAMA AL-IKHLAS
2755-B Jalan Changkat Permata,
Taman Permata, Hulu Kelang,
53300 Kuala Lumpur.

Peta: http://universitipts.com/images/uploads/peta_pts.jpg

Novel Aqidah dan inspirasi

Novel yang tidak terlalu membicarakan soal cinta adam hawa, tetapi cinta yang lebih sejagat;

- Kasih ayah/anak,
- Suami/ isteri,
- Sahabat, guru/ murid,
- Manusia / haiwan dan lain-lain.

Kisah inspirasi yang membangunkan jiwa pembaca.

- Kegigihan ibu bapa membesarkan anak-anak yang kurang upaya, berpenyakit atau bermasalah disiplin.

- Kecekalan anak kampung miskin mengejar impian dalam pelajaran.

- Kisah anak berusaha kerana mengumpul wang untuk membawa ibu tuanya ke Makkah.
- Pasrah seorang suami menjaga si isteri yang sakit.

- Seorang ustaz muda membangunkan surau tua dan menyedarkan masyarakat kampung untuk kembali kepada Islam.

- Insaf seorang primadona yang dulu bergelumang dengan dosa. Paparan detik keinsafan dan laluannya bertaubat bukan sisi hitamnya.
_________________________________________

Zahiruddin Zabidi
http://kalamkhalifah.blogspot.com/

Iklan PTS di Media